Kisah ini merupakan sebuah cerita dan di perankan oleh pemuda seblast sebagai kesenian dan budaya berupa sanggar seni padepokan benda ulung yang bertajuk kesenian sandiwara di wilayah kampung curug tanah baru depok.
"Berawal dari sebuah desa yang masih asri dan banyak pepohonan, disana terdapat satu padepokan yang berdiri kokoh dengan konstruksi terbuat dari kayu. Dan didalamnya tinggal seorang abah raden dan dua orang anak yatim piatu yang bernama Rausin (sbg kakak) dan Raisan (sbg adik) yang masih berumur 9 tahun, Rausin dan raisan dirawat oleh abah raden sejak masih berumur 3 tahun. Karena abah raden sekarang sudah berumur, maka abah merencanakan sesuatu agar rausin dan raisan dapat belajar dan mempunyai pegangan bela diri untuk bekal mereka. Kemudian abah raden memanggil muridnya yang bernama Jarong dan Lelana, yang dimana mereka akan di tugaskan untuk merawat rausin dan raisan. Sampai pada kesepakatan abah raden lalu menitipkan Rausin kepada paman Lelana dan Raisan dititipkan kepada paman Jarong.
Mereka pergi secara terpisah dan hanya diberikan dua buah benda oleh abah raden, yang nantinya benda ini akan di jadikan sebuah ciri atau tanda bahwa benda ini milik rausin dan raisan.
Waktu berlalu begitu cepat, sudah hampir 20 tahun rausin dan raisan dirawat oleh paman - pamannya. Mereka di ajarkan dengan baik oleh pamannya segala ilmu agama dan ilmu bela diri diturunkan semua oleh paman jarong dan lelana.
Hingga pada suatu hari ditempat yang terpisah. Rausin dan Raisan ditugaskan untuk mengembara untuk mencari jati diri dan mencari saudara sekandung nya itu(karena sejak awal mereka dibawa pergi bersama pamannya secara terpisah jauh). Dan pamannya memberikan sebuah benda yang dulu pernah dititipkan oleh abah raden kepada rausin dan raisan, kemudian mereka berangkat mengembara.
Ketika ditengah perjalan Rausin bertemu seorang kakek bernama Dhiman yang telah habis di rampok, kemudian rausin membantu kakek tersebut dan mengantar sampai tempat tinggalnya di gubuk yang kokoh dan terdapat seorang gadis cantik putih bersih berambut panjang. Karena waktu sudah sore rausin berencana untuk meneruskan perjalannya, namun sang kakek menyuruh rausin untuk tinggal digubuknya bersama cucunya yang cantik, kemudian rausin di beri pekerjaan untuk menggarap sawah milik kakek tersebut, hingga suatu hari timbul lah rasa sayang dan cinta di antara keduanya rausin dan cucunya si kakek yang bernama Dijah.
Ditempat yang berbeda, disebuah warung terdapat sekelompok pemuda yang sedang merencanakan hal yang buruk mereka adalah para geng (Ireng asal wetan) yang ditakuti masyarakat setempat, mereka mempunyai rencana untuk merampok para pejalan kaki yang akan melewati kawasan yang mereka kewasai. Menjelang sore hari sebelum matahari tenggelam, seorang pemuda (Raisan) pengembara berjalan untuk mencari tempat istirahat, namun diperjalanan ia di hadang sekelompok perampok dan terjadilah perkelahian hingga terjadi baku hantam, pada akhirnya dimenangkan oleh raisan, dan para perampok pun babak belur hingga para perampok tersebut meminta maaf kepada raisan dan ingin bertaubat dan bergabung bersama raisan untuk belajar ilmu bela diri dan ilmu agama.
Setelah kejadian itu raisan melanjutkan perjalan, hingga raisan mampir sejenak diwarung untuk istirahat dan menceritakannya kepada sang pemilik warung dan anaknya yang masih gadis hingga larut malam, karna waktu sudah larut malam si pemilik warung menyuruh raisan untuk menginap sementara dirumahnya. Pagi menjelang, sudah waktunya raisan untuk melanjutkan perjalanannya kembali dan berpamitan kepada pemilik warung dan keluarganya. Di sepanjang perjalanan yang belum begitu jauh dari warung raisan berpapasan kembali dengan para geng ireng asal wetan, kemudian mereka ingin ikut bersama raisan untuk menemani perjalanannya mencari kakak kandungnya yaitu rausin.
|
Dijah dan Rausin |
Ditempat yang berbeda yang tidak begitu berjauhan, ada seorang jagoan atau jawara bernama Kebul yang mempunyai dua anak buah si Jebul dan Kempul, karna kebetulan kebul sedang kehabisan uang, maka kebul memanggil anak buahnya untuk memeras masyarakat setempat. Kemudian si kebul, jebul, dan kempul mendatangi kediaaman kakek dhiman untuk memeras harta si dhiman, yang kebetulan sedang bersama cucunya dijah. Namun apa yang di harapkan kebul, jebul, dan kempul tidak di dapat, karena kakek dhiman memang tidak mempunyai apa-apa kecuali hanya cucunya yang cantik dijah. Dan si bos kebul makin murka kemudian membawa dijah untuk dijadikan istrinya.
Tak lama waktu berselang rausin yang datang dari sawah tiba dan langsung menanyakan apa yang telah terjadi disni, kemudian kakek dhiman jelaskan secara terbata bata. Tanpa menunggu waktu lama rausin langsung mengejar kebul, jebul, dan kempul yang masih terlihat dan belum jauh berjalan membawa dijah, kemudian rausin langsung menghajar para komplotan tersebut hingga babak belur, dan membawa dijah yang sedang menangis karena ketakutan. Kemudian kebul, jebul,dan kempul meminta maaf dan ingin bertaubat karena merasa kalah ilmu bela dirinya dari rausin dan mereka meminta rausin untuk menjadi guru dalam hal ilmu agama dan ilmu bela diri. Keesokan harinya rausin meminta ijin pamit kepada kakek dhiman dan dijah untuk melanjutkan perjalanan untuk mencari adik kandungnya yaitu raisan, dan didepan rumah kakek dhiman sudah menunggu si kebul, jebul dan kempul untuk ikut mengembara bersama rausin.
Tak terasa waktu sudah hampir sebulan rausin dan raisan mengembara bersama para pengikutnya. Kemudian rausin dan raisan berpapasan ditengah hutan bersama pengikutnya masing-masing, karena mereka sudah lama tidak bertemu dan hampir tidak mengenali wajah satu sama lainya. Dan terjadilah cekcok diantara keduanya karena pengikutnya yang masih bersifat rampok. Kemudian rausin mengeluarkan jurus andalannya dan raisan pun mengeluarkan jurus yang sama persis dengan apa yang rausin punya, tak lama waktu berselang tiba-tiba rausin memperlihatkan sebuah benda yang dulu pernah diberikan pamannya, dan raisan kaget melihatnya dan mengeluarkan benda yang sama persis seperti apa yang rausin punya kemudian mereka baru ingat kalau benda ini hanya ada dua, dan baru sadar mereka adalah bersaudara, karena ilmu bela diri yang digunakan sama persis apa yang di ajarkan oleh kedua pamannya. Setelah itu mereka berjabat tangan dan bersyukur kepada sang ilahi karena mereka sudah dipertemukan.
Setelah kejadian itu rausin dan raisan serta para pengikutnya bergabung dan meneruskan kembali menuju kepadepokan mencari orang tua angkatnya abah raden. Hampir seminggu di perjalanan akhirnya mereka sampai di padepokan dan bertemu abah raden, namun abah raden masih belum percaya kalau mereka berdua adalah rausin dan raisan, karena mereka membawa para pengikut yang berwajah gahar. Kemudian rausin dan raisan memberikan kedua benda tersebut kepada abah raden, setelah itu barulah abah raden mempercayainya bahwa mereka adalah rausin dan raisan. Tanpa di sadari kedua paman jarong dan lelana keluar dari dalam padepokan, rausin dan raisan kaget dan langsung bersalaman kepada beliau. Karena pada saat rausin dan raisan pergi berkelana dan telah menyerahkan kedua benda itu kepada mereka, kedua pamannya langsung berangkat kepadepokan untuk menemui abah raden untuk melanjutkan tugas di padepokan. Dan para pengikut rausin dan raisan mendapatkan pelajaran ilmu agama dan ilmu bela diri di padepokan tersebut.
Tamat.
Penulis, mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun kata-kata yang tidak berkenan atau kesamaan nama tokoh bagi pembaca.
Comments
Post a Comment