Gunung Semeru yang berketinggian 3.676 Mdpl memang menjadi salah satu tujuan menarik bagi para pendaki gunung. Keindahan alam di gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut memang sangat menarik minat pendaki. Selain menyuguhkan keindahan alam, Semeru juga banyak menyimpan misteri.
Sekilas tentang awal perjalan saya menuju gunung semeru bersama Pemuda Kartapala Depok :
|
Gerbang Pintu Masuk Gunung Semeru |
Rabu 7 Mei 2014,
Prepare perjalan dari depok ke stasiun depok baru menggunakan sewa angkot D15 yang kebetulan jalurnya dekat dari tempat tinggal kami dengan tarif 50rb sampai stasiun. Sekitar pukul 09.30 kami berkumpul di Posyandu Rw 11 sambil menunggu teman yang lainnya dan akhirnya 8 orang yang akan berangkat termasuk saya. Sebelum berangkat kami tidak lupa ber Do’a dahulu. Sampai di stasiun depok kami membeli tiket kereta dengan harga Rp.7500 per'orang, setelah tiba di stasiun Cikini kami turun dan melanjutkan perjalanan dengan Metro mini tujuan Stasiun Senen "dengan ongkos per orang 5rb plus Keril (Tas besar)". Selanjutnya kami memesan tiket untuk jurusan ke Stasiun Malang dengan harga 200rb (Majapahit) yang kebetulan tiket untuk kereta 65rb (Matarmaja) tujuan Malang telah habis terjual, bedanya lumayan besar dan cukup miris untuk ongkos awalnya. Dan kami pun harus menunggu, ternyata kereta berangkat pukul 17.30 dan kami sampai di stasiun senen sikitar pukul 13.00, lumayan menunggu selama hampir 5 jam di stasiun senen. Setelah kereta tiba gak pake lama langsung saya cari bangku yang telah disediakan and duduk santai.. "kurang lebih 18 jam duduk dikereta" sampe bokong panaass cuyy.. -_-
|
Menunggu Kereta Majapahit |
Kamis 8 Mei 2014,
Tiba di Stasiun Malang sekitar pukul 12.45, banyak para calo yang menawarkan jasa sewa mobil untuk sampai ke pasar tumpang dan kami sewa angkot lagi dengan harga 120rb tujuan pasar tumpang, setelah sampai pasar tumpang kami harus menyewa Truk/Jeep untuk sampai ke Ranu Pane dengan ongkos perjalanan 35rb per-orang. Dikarenakan terlalu sore kami akhirnya menginap satu malam dirumah Mba Nur ( Salah satu juragan Sewa mobil Truk/Jeep di daerah pasar tumpang) yang sekaligus tempat perkumpulan para pendaki sebelum ke ranu pane.
|
Rekan Saya Munir dan Mba Nur |
Jumat 9 Mei 2014,
Pagi pukul 04.00 Alarm Rooster berbunyi dari galaxy young milik saya ^_^ dan Mba Nur pun ikut bantu membangunkan dari tidur lelap kami, itu menandakan kami harus bersiap untuk berangkat menuju ranu pane. Setelah mandi, shalat subuh dan menikmati secangkir “Teh Bulan” ( teh asli asal malang) kami pun berangkat menuju ranu pane. Sepanjang perjalan kami dipersilahkan berhenti untuk sekedar melihat dan berfoto di daerah Pananjakan “Sunrise bukit teletubis” sekitar 10 menit kami disini dan melanjutkan perjalananan. Sampai Ranu pane Pukul 07.00, kami harus mingisi formulir pendaftaran dan menyerahkan segala persayratan seperti "Foto copy KTP dan Surat Kesehatan dari Dokter( wajib )" serta pembayaran tiket masuk kurang lebih 22rb per-orang “weekand” .
|
Saya dan dua rekan di belakang |
|
Bukit |
|
"Bagol" Panpel Sekaligus Fotografer |
Setelah penyuluhan sebentar dari petugas, kami siap untuk perjalanan menuju ranu kumbolo ( tujuan awal ) Selama perjalan awal masih landai untuk rutenya hingga pos 1, mulai agak sulit hingga pos 4 untuk jalurnya hanya untuk satu orang dan banyak rumput ilalang tinggi serta pohon yang menutupi jurang terjal, maka harus hati hati untuk perjalan ke Ranu kumbolo. Kurang lebih memakan waktu 4 jam perjalanan yang melelahkan di teriknya matahari "Saya anjurkan untuk membawa air yang cukup per orang minimal 1 liter". Dan akhirnya kita sampai di ranu kumbolo, lelah saya langsung hilang seketika. Tanpa pikir panjang saya dan rekan langsung memasang 3 tenda “di dekat batu sejarah ranu kumbolo” yang masih kosong, karena masih belum banyak tenda yang terpasang oleh pendaki lain yang belum sampai disini. |
Camp Kartapala |
|
versi cool |
|
Sunrise Ranu Kumbolo |
Malam harinya udara sangat dingin hingga saya terpaksa memakai celana 3 lapis, sweter 2 lapis, sarung tangan, kaos kaki double 2, sleeping bag, ternyata.. ehh.. ternyata.. dingin masih tembus hingga ke tulang. Karena saya baru pertama kali naik gunung, saya coba pakai balsem di perut lalu kaki tapi sungguh ironis nasib saya, dugaan saya pakai balsem bikin hangat, ternyata salah besar !! makiiin diingiiin….grrrr... dan akhirnya saya tidur dengan kaki masuk ke keril -_-..
Pagi Ranu kumbolo pukul 05.00, saya bangun untuk menyaksikan sunrise “Seluruh mata tertuju pada Ranu kumbolo” sungguh indah pemandangan di lihat mata antara sedih, senang, bahagia bercampur menjadi satu..
Setelah Narziss habis habisan, perutpun berbunyi ( lafar ) and langsung mempersiapkan sarapan ( kenyang), lalu berkemas merapikan tenda menuju tujuan ke dua kami “ Kali Mati “ Stock air pun kami isi terlebih dahulu di danau ranu kumbolo yang masih jernih untuk kebutuhan perjalanan kami dan jangan lupa " Stock Logistik harus mencukupi selama 4 hari karena disini tidak ada warung, indomaret, alfamart, atau pun Mall ". ^_^
Sabtu 10 Mei 2014,
Pukul 09.30 sebelum perjalanan ke Kali mati, kami ber Do’a menurut keyakinan masing2 terlebih dahulu untuk meminta perlindungan kepada allah swt. Kami pun memulai perjalanan, awal perjalan kami langsung dihadapi jalur naik yaitu “Tanjakan Cinta” kemiringannya lumayan melelahkan untuk perjalanan dan katanya "Disini ada mitos kalau berjalan dari bawah sampai atas tanpa menengok kebawah maka jodoh akan cepat menghampiri". Setelah diatas saya diperlihatkan pemandangan padang rumput yang sangat indah “Oro - Oro Ombo” dan terdapat bunga Lavender berwarna ungu disana. Lanjut perjalanan hingga sampai di Kali Mati kurang lebih sekitar 4 jam perjalanan dari Ranu kumbolo. Setelah sampai seperti biasa kami langsung pasang tenda di bawah pohon cemara yang dikelilingi pohon bunga adelwies.. So..sweet bingits Gilss... |
Oro Oro Ombo And Lavender |
Camp Kali Mati
Siang menjelang sore kami mulai memasak untuk perbekalan nanti malam perjalan ke puncak Mahameru ( puncaknya para dewa), disini sumber air sangat jauh untuk perjalan dari pos kali mati ke Sumber Mani (Mata air) sekitar 20menit jadi harus stock air yang cukup untuk perbekalan. |
Sumber Mani |
Malam harinya sekitar pukul 23.30 cuaca amat terasa dingin hingga terlihat butiran es di atas rumput savanna, kami bersiap untuk summit attack. Menuju arcopodo ditengah perjalanan saya dan rekan ternyata salah mengambil jalur yang ternyata tebing sangat curam dengan pasir dan bebatuan. Di sinilah tragedy saya ketika menaik, tiba tiba batu sebesar bola sepak menerjang dan mengenai tulang kering kaki sebelah kanan saya hasilnya langsung bengkak seketika dan dihimbau untuk turun oleh rekan2. Ditemani seorang teman, saya akhirnya memutuskan untuk kembali ke kali mati, sisanya tinggal 6 teman yang terus melanjutkan perjalanan dan pindah kejalur yang benar. Saya cukup hati hati disini berdua berjalan turun ditengah hutan yang amat gelap dan 3 kali hampir salah ambil jalan turun ( karena di daerah arcopodo hingga kelik termasuk rute berbahaya yang paling sering membuat para pendaki hilang dan ada beberapa pendaki yang diketemukan tewas didaerah ini) dan alhamdulilah sampai juga di kali mati sekitar pukul 03.00 dan kembali masuk tenda untuk tidur dengan kaki yang bengkak -_- ( Gagal ke puncak semeru ) dalam hati saya “Lain waktu saya akan kepuncak Mahameru” |
Sunrise Kali Mati dan Butiran Es Berwarna Putih di Rerumputan |
Sekitar pukul 05.00 teman saya 2 orang pun turun juga "karna jalurnya yang sulit dengan kemiringan yang luar biasa dengan pasir dan bebatuan" (kata mereka). Berarti masih tersisa 4 teman saya yang masih diatas. Hasilnya 2 rekan saya hampir mencapai puncak dan 2 orang lagi yang dapat mencapai puncak dari kelompok kami. |
Puncak Mahameru |
|
Pemandangan dari puncak mahameru |
Minggu 11 Mei 2014,
Pukul 11.00 semuanya berkumpul, kami menyiapkan sarapan kembali setelah itu beres2 merapikan tenda untuk turun dari Kali mati menuju Ranu kumbolo. “Usahakan sampah dibawa kembali jangan sampai tertinggal karena akan diperiksa petugas di pos Ranu pane”. Kurang lebih sekitar 3 jam perjalan turun akhirnya kami tiba kembali di Ranu kumbolo untuk camping satu malam lagi disini. Sungguh pemandangan yang amat mempesona di sore hari dengan gumpalan awan (Kabut) datang dan pergi menutupi bumi perkemahan Ranu kumbolo. Segala lelah hilang semua disini hingga malam hari. Kami menyalakan api unggun dari hasil mengumpulkan ranting pohon yang ada disekitar untuk sekedar menghangatkan tubuh dari sengatan dingin yang menusuk kulit dan menikmati bertabur bintang hingga akhirnya saya putuskan untuk tidur.
Senin 12 Mei 2014,
Pukul 09.00 kami bersiap untuk turun ke Ranu pane, kurang lebih 3 jam perjalanan akhirnya kami sampai di Ranu pane dan dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh petugas untuk mengumpulkan semua sampah bawaan kami yang sudah kami kumpulkan selama pendakian, sambil menunggu jemputan truck yang telah kami sewa sebelumnya. Sekitar pukul 15.30 truck datang kami segera menaiki barang bawaan ke atas truck dan melanjutkan perjalanan ke pasar tumpang. Karena jadwal keberangkatan kereta kami tanggal 13 mei terpaksa kami kembali menginap di kediaman Mba Nur.
|
Ranu Kumbolo dari kejauhan |
|
Ranu Kumbolo |
Selasa 13 Mei 2014,Pukul 14.00 setelah pamit, kami berangkat ke stasiun Malang dengan menyewa angkot sekitar 130rb untuk biaya sewanya. Sampai di stasiun Malang, kereta Matarmaja pun sudah siap menunggu kami.. Otw ke kampong halaman..
Sekiaan cerita singkat dari saya..
Comments
Post a Comment